Mereka yang menyukai perkembangan dunia bisnis mungkin tahu bahwa perusahaan yang telah memasuki pasar internasional adalah perusahaan yang cukup sukses. Dengan kata lain, bisa “membuka” kantor di luar negeri untuk perusahaan lokal merupakan pencapaian besar. Tentu saja, ini adalah proses yang panjang, jadi mari kita lihat studi kasus bisnis internasional yang sukses. Ingat Pasta Indomie? Ya, brand Indomie ini adalah salah satu primadona kami yang dimiliki oleh PT Indofood. Indomie ditemukan ada di 80 negara di seluruh dunia.
Merek Indomie adalah studi kasus yang menarik dalam perdebatan bisnis internasional. Cerita dimulai dengan diperkenalkannya Indomie rasa kaldu ayam yang diproduksi oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) pada tahun 1972. Indomie hanyalah salah satu dari sekian banyak jenis produk yang dibuat perusahaan. Seiring berjalannya waktu, reputasi pasta ini terus berkembang dan pada tahun 1992 pertama kali diekspor.
Menurut wawancara dengan Katadata, sejak saat itu PT Indofood membentuk Direktorat Ekspor yang bertugas mengembangkan ekspor Indomie ke berbagai negara. Tim meneliti semua izin impor untuk setiap negara dan menetapkan target nasional. Sasaran utama saat itu ternyata negara-negara dengan jumlah TKI atau TKI terbanyak, seperti Hongkong, Taiwan, dan Arab Saudi. Di sisi lain, Indomie langsung dibawa ke luar negeri oleh seorang mahasiswa Indonesia.
PT Indofood terus mengembangkan bisnisnya dengan mendirikan kantor regional di masing-masing negara. Selain itu, target pasar Indomie telah dibangun di beberapa negara bekerjasama dengan perusahaan lokal, antara lain De United Foods Industries Ltd (Dufill dan Dufil Prima Food Plc) Nigeria. Menurut Finansialku, total produksi mie instan Indomie PT Indofood mencapai 18 miliar bungkus pada 2016. Produksi ini meningkat menjadi 17 miliar bungkus sejak 2015.
Menjadi salah satu veteran dalam persaingan bisnis internasional, PT Indofood telah mendapatkan banyak pengalaman agar bisnis mereka terus berjalan. Salah satunya soal keamanan bagi pembeli yang diatur mengikuti standar internasional, sehingga perlu dilakukan penyesuaian resep atau bahan baku yang digunakan. Perolehan bahan bakunya pun tidak disembarang tempat, hanya kebun atau pertanian yang telah memenuhi standar “good coming pratice”.
Selain itu soal keamanan atau security di segala aspek produksi barang perlu dijaga secara berkesinambungan karena ini telah menjadi syarat bagi seluruh pemilik bisnis di dunia. Salah satu syarat yang perlu dipenuhi bagi pengekspor adalah sertifikasi ISO 9001: 2000 dan HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Points), dan bentuk sertifikasi lain menyesuaikan kebijakan negara setempat. Bila tidak memiliki jaminan keamanan tersebut, toko retail kemungkinan besar tidak mau menjual produknya.
Kisah kesuksesan brand Indomie ini dapat menjadi pembelajaran menarik untuk kalian yang sedang mempelajari mata kuliah Bisnis Internasional. Ini dapat dilihat dari persiapan yang mereka lakukan, langkah-langkah bisnis yang mereka terapkan hingga aspek promosi yang masif. Tertarik dengan dunia bisnis dan bagaimana membangun serta mengelola bisnis dengan cara tepat? Kalian bisa ikut bergabung menjadi mahasiswa jurusan Manajemen Bisnis Syariah S1 di Ma’soem University. Jurusan yang mengkolaborasikan ilmu manajemen bisnis dan ilmu ekonomi syariah ini dapat menjadi langkah awal kalian menjadi pebisnis yang handal dan tetap memegang teguh nilai-nilai keislaman. Uang kuliah yang terjangkau menjadi salah satu keunggulan dari Ma’soem University yang tetap dibalut dengan beragam fasilitas kampus yang memadai.