-->

Type something and hit enter

On
advertise here

 

Benarkah Generasi Baru Generasi Strawberi? Ayo Belajar Growth Mindset dari Kampus ITTelkom Surabaya

Sebuah kata baru yang sering digunakan oleh generasi strawberry kelahiran tahun 2000-an. Indikasi ini karena generasi sebelumnya (Boomer dan X) menilai generasi muda bersifat lunak dan mudah rusak seperti stroberi.

Istilah ini awalnya berkembang di Asia Timur dan pertama kali muncul di Taiwan. Istilah ini dibandingkan dengan stroberi eksotis, tetapi ditujukan untuk generasi muda, yang mudah hancur di bawah tekanan. Generasi yang lebih tua menyebut stroberi generasi ini lebih lembut dan kurang tahan. Mereka juga dianggap kurang kompetitif dan tunduk pada ketidakpastian.

“Pertama-tama, kita harus menyadari bahwa generasi muda memiliki stereotip, bahwa bakat itu mutlak dan tidak dapat dikembangkan lebih lanjut. Bapak Tri Arief Sardjono, Perdana Menteri IT Telkom Surabaya, dari kantornya mengatakan:

Saya dibesarkan di era informasi di mana semua informasi dapat diserap seperti spons, terkadang saya menyerapnya mentah-mentah.Kemudahan penggunaan fasilitas dan peradaban yang lebih maju memungkinkan generasi muda dimanjakan dengan semua yang ada di ujung jari mereka . Selain itu, mengalami periode kesepian yang belum pernah terjadi sebelumnya karena pandemi COVID-19 telah mengurangi kesulitan berinteraksi dengan dunia luar.

“Ada kesadaran, proses dan perjuangan bahwa tidak ada yang bisa dicapai dengan cepat. Itu sebuah keyakinan.” Tambah Tri Arief.

Dalam orasi ilmiahnya tentang Dinamika Wisuda

II, Dr. Tri Arief Sardjono S.T., M.T. juga menggambarkan ini sebagai jenis kelinci dan kura-kura. Hanya karena kelinci berlari lebih baik tidak berarti kura-kura kehilangan lebih banyak. Ketekunan, fokus, konsistensi, dan dedikasi membuat Turtle menjadi pemenang sejati. Pantang menyerah hal yang mustahil terlebih dahulu merupakan bentuk ketekunan dan mindset berkembang yang perlu dicontoh.

“Di kampus ini (ITTelkom Surabaya), kami sadar bahwa mengajarkan growth mindset tidak bisa dilakukan di dalam ruang kuliah saja. Kami dorong adik-adik mahasiswa untuk berkembang, kami berikan mereka ruang. Sebagai contoh bagaimana bisa membuat lahan tandus menjadi ruang terbuka hijau? Maka manfaatkan teknologi. Generasi muda ini adalah generasi yang sangat kreatif, kritis, dan cerdas.”

Click to comment