Ekosistem digital adalah sumber daya teknologi informasi yang saling berhubungan yang dapat berfungsi sebagai satu kesatuan. Ekosistem digital terdiri dari pemasok, pelanggan, mitra dagang, aplikasi, penyedia layanan data pihak ketiga, dan semua teknologi terkait.
Ekosistem digital menyatukan praktik business-to-business (B2B), aplikasi perusahaan, dan data ke dalam satu ekosistem yang mengontrol teknologi lama dan baru, membangun proses otomatis, dan secara konsisten dijalankan, memungkinkan Anda mengembangkan bisnis.
Menerapkan ekosistem ini membutuhkan proses pemetaan. Ini adalah kunci untuk membentuk ekosistem yang kuat. Pemetaan yang dimaksud adalah bagan visualisasi dari semua alat dan platform digital yang digunakan di organisasi Anda.
Secara singkat, konsep ekosistem digital pertama kali diusulkan pada tahun 2002 oleh sekelompok peneliti dan praktisi Eropa. Proses adopsi dan pengembangan ekosistem digital produk dan layanan berbasis teknologi informasi komputer di pasar yang sangat kompetitif dan terfragmentasi seperti pasar Eropa.
Kemudian pada tahun 2007, Elizabeth Chang, Ernesto Damiani, dan Tharam Dillon mendirikan IEEE Digital EcoSystem and Technologies Conference (IEEE DEST). Kemudian, pada tahun 2009, Richard Chbeir, Youakim Badr, Dominique Laurent, dan Hiroshi Ishikawa meluncurkan konferensi ACM "MEDES" tentang pengelolaan ekosistem digital.
- Cara Kerja Digital Ecosystem
Nah, bagaimana cara ekosistem ini bekerja? Mari kita bahas bersama!
Secara teknis, dalam penerapan ekosistem dalam hal yang berkaitan dengan bisnis dan hukum banyak ditemukan kesulitan yang sangat signifikan. Mulai dari orkestrasi layanan, penyampaian dan monetisasi, hingga komunikasi dengan pelanggan dan proses manajemen data pelanggan di seluruh ekosistem adalah beberapa tantangan besar yang dihadapi.
Tools yang bisa digunakan untuk mengelola sebuah ekosistem digital digolongkan dalam beberapa kategori berikut ini:
Tools manajemen proyek, seperti tools pengembang software Agile, software yang mengatur manajemen tugas, dan sistem yang berfungsi untuk melacak issue;
Aplikasi riset, yang termasuk penyimpanan data dan visualisasi, serta library dan arsip sumber daya;
Tools untuk engagement, seperti e-mail marketing, tools manajemen donor dan software yang melakukan manajemen hubungan pelanggan (CRM);
Tools kolaborasi, meliputi e-mail, file sharing, pesan singkat, dan video conferencing;
Platform publik, seperti website, aplikasi berbasis mobile, dan kanal media sosial; serta
Platform untuk manajemen pengetahuan, seperti intranet dan wiki.